21827945
IQPlus, (7/8) - Presiden Donald Trump mengumumkan pada hari Rabu bahwa Apple akan menginvestasikan tambahan $100 miliar di Amerika Serikat. Langkah ini akan memperluas komitmen investasi domestik perusahaan dan dapat membantu menghindari potensi tarif pada iPhone.
Komitmen baru ini menjadikan total komitmen investasi Apple di AS menjadi $600 miliar. Awal tahun ini, perusahaan telah mengumumkan akan menginvestasikan $500 miliar dan mempekerjakan 20.000 pekerja di seluruh negeri selama empat tahun ke depan.
Pengumuman tersebut berfokus pada perluasan rantai pasokan Apple dan jejak manufaktur canggih di AS, tetapi masih belum memenuhi tuntutan Trump agar Apple mulai memproduksi iPhone di dalam negeri.
"Perusahaan seperti Apple, mereka pulang. Mereka semua pulang," kata Trump kepada para wartawan di Ruang Oval, beberapa saat setelah CEO Apple Tim Cook memberinya suvenir buatan AS berlapis emas 24 karat.
"Ini merupakan langkah signifikan menuju tujuan akhir untuk memastikan bahwa iPhone yang dijual di Amerika juga dibuat di Amerika," tambah Trump.
Ketika ditanya apakah Apple pada akhirnya dapat memproduksi seluruh iPhone di AS, Cook mencatat bahwa banyak komponen seperti semikonduktor, kaca, dan modul Face ID sudah diproduksi di dalam negeri, tetapi mengatakan bahwa perakitan akhir akan tetap dilakukan di luar negeri "untuk sementara waktu."
Meskipun janji investasi tersebut signifikan, para analis mengatakan angka-angka tersebut sejalan dengan pola pengeluaran Apple yang umum dan mencerminkan komitmen yang dibuat selama pemerintahan Biden dan masa jabatan Trump sebelumnya.
Pada bulan Mei, Trump mengancam Apple dengan tarif 25% untuk produk yang diproduksi di luar negeri, sebuah pembalikan tajam dari kebijakan sebelumnya ketika pemerintahannya membebaskan ponsel pintar, komputer, dan barang elektronik lainnya dari serangkaian tarif impor dari Tiongkok. Upaya Trump untuk merombak perdagangan global melalui tarif merugikan Apple sebesar $800 juta pada kuartal Juni.
"Hari ini adalah langkah yang baik ke arah yang tepat bagi Apple, dan ini membantu mendapatkan dukungan Trump setelah beberapa bulan terakhir yang tampaknya penuh ketegangan di mata Wall Street antara Gedung Putih dan Apple," kata Daniel Ives, analis di Wedbush Securities. (end/Reuters)