51093105
IQPlus, (9/9) - Uni Eropa (UE) dan Tiongkok mempertanyakan komitmen satu sama lain untuk memerangi perubahan iklim, menyusul kegagalan pembicaraan iklim oleh Kelompok 20 (G20) pekan lalu. Terlepas dari itu, upaya bersama mencegah terjadinya perubahan iklim sangat penting demi keberlanjutan hidup lebih baik di masa mendatang.
Pada akhir negosiasi pekan lalu di Bali, Indonesia, G20 gagal menyepakati komunike bersama tentang perubahan iklim. Sumber-sumber diplomatik mengatakan beberapa negara, termasuk Tiongkok, tidak senang dengan bahasa yang telah disepakati dan diabadikan dalam kesepakatan masa lalu.
Kepala Perubahan Iklim UE menuduh penghasil emisi terbesar di planet ini -referensi ke Tiongkok- mencoba untuk mundur dari Pakta Iklim Glasgow, yang mengakhiri negosiasi dua minggu PBB pada November.
"Beberapa pemain yang sangat-sangat besar di planet ini mencoba untuk mundur dari apa yang telah mereka sepakati di Glasgow," kata Frans Timmermans, dalam pertemuan di Rotterdam tentang adaptasi iklim di Afrika, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 9 September 2022.
"Dan beberapa dari mereka, bahkan penghasil emisi terbesar di planet ini, mencoba bersembunyi di balik negara berkembang dengan menggunakan argumen yang menurut saya, pada titik tertentu, tidak lagi layak," kata Timmermans, yang merupakan Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa.
Tiongkok bertanggung jawab atas sekitar 30 persen emisi tahunan, menjadikannya penghasil emisi terbesar di dunia saat ini. Sementara Amerika Serikat berada di urutan kedua dan Uni Eropa ketiga. Amerika Serikat, bagaimanapun, adalah penghasil emisi terbesar dalam sejarah.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok menolak tuduhan itu, dan mengatakan Beijing menuntut interpretasi akurat dari kesepakatan iklim masa lalu. Perjanjian Paris 2015, misalnya, berkomitmen negara-negara kaya .yang emisinya sebagian besar bertanggung jawab atas pemanasan global. untuk memotong emisi karbon dioksida tercepat.
Selain itu, juga mendukung negara-negara berkembang untuk mengikutinya. Berdasarkan kesepakatan Paris, Tiongkok didefinisikan sebagai negara berkembang. "Sebagai negara berkembang itu, Tiongkok selalu mendukung sejumlah besar negara berkembang dan dengan tegas menjaga kepentingan bersama mereka," kata Juru Bicara Kementerian Tiongkok. (end/ba)