18949655
IQPlus, (9/7) - Vietnam bermaksud menandatangani lebih banyak perjanjian perdagangan bebas untuk mendiversifikasi pasar ekspornya karena bergulat dengan ketidakpastian global yang ditimbulkan oleh serangan tarif AS.
"Perekonomian global sedang terdampak oleh persaingan geopolitik, perubahan iklim, transformasi digital, dan terutama kebijakan tarif dari pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat,. ujar Wakil Menteri Perdagangan Phan Thi Thang dalam sebuah pertemuan puncak investasi di Hanoi, Rabu (9 Juli). .Namun, Vietnam masih memiliki banyak peluang untuk berkembang".
Vietnam, negara pengekspor yang tahun lalu mencatat surplus perdagangan terbesar ketiga di dunia dengan AS, berupaya memenuhi tuntutan Washington sambil tetap menjaga hubungan baik dengan Beijing, mitra dagang terbesarnya. AS menyatakan bahwa kesepakatan sementara telah dicapai, yang menetapkan pungutan sebesar 20 persen untuk barang-barang Vietnam dan 40 persen untuk transshipment, yang terutama ditujukan ke Tiongkok.
"Komponen elektronik, mobil, dan tekstil menghadapi tarif dari AS," kata Thang. "Namun, ini merupakan peluang untuk meningkatkan nilai tambah dan beralih ke produk berteknologi tinggi."
Para negosiator Vietnam masih berupaya menyelesaikan detail kesepakatan dagang yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pekan lalu. Tarif 20 persen merupakan pengurangan yang signifikan dari tarif 46 persen yang sebelumnya diancamkan dan menempatkannya di atas pesaing regional seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia, yang telah menerima surat pada hari Senin yang menetapkan tarif mulai dari 25 persen ke atas.
Meskipun Vietnam saat ini memiliki keunggulan sebagai negara pertama yang maju di Asia, ada kemungkinan negara-negara tetangganya akan mendapatkan tarif yang lebih rendah. Dan masih belum jelas bagaimana ketentuan tarif transhipment 40 persen akan diberlakukan dan ditegakkan.
Namun, investor di pasar saham negara itu melihat tarif 20 persen sebagai "kabar baik", menurut Thu Nguyen, wakil CEO VinaCapital Fund Management, yang berharap akan melihat lebih banyak perusahaan teknologi yang terdaftar di Vietnam. Saham Vietnam telah naik ke level tertinggi dalam tiga tahun karena ketegangan perdagangan beralih ke negara-negara Asia lainnya yang menghadapi tarif yang lebih tinggi.
Pertumbuhan Vietnam meningkat pada kuartal kedua karena pembeli asing berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan dari pungutan Trump yang lebih tinggi, tetapi ketidakpastian di pasar global telah membuat bank sentral bersiaga untuk mengambil langkah-langkah untuk mengekang inflasi dan mendukung pertumbuhan.
Negara itu mempertahankan targetnya untuk pertumbuhan PDB minimal 8 persen tahun ini, dan akan terus berupaya untuk ekspansi ekonomi sebesar 10 persen atau lebih pada tahun 2026 hingga 2030, Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc mengatakan pada pertemuan puncak investasi yang sama pada hari Rabu. (end/Bloomberg)