XI : TIONGKOK-UE HARUS TINGKATKAN KEPERCAYAAN

  • Info Pasar & Berita
  • 24 Jul 2025

20441741

IQPlus, (24/7) - Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan Tiongkok dan Uni Eropa harus mempererat kepercayaan di dunia yang bergejolak, saat ia menjamu para petinggi blok Eropa dalam sebuah pertemuan puncak di Beijing pada hari Kamis.

Kedua belah pihak dapat menemukan "titik temu", tegasnya, meskipun area-area yang menjadi gesekan berkisar dari perdagangan, perang Ukraina, hingga hak asasi manusia.

Beijing telah berupaya untuk mendekatkan diri dengan Uni Eropa karena memposisikan dirinya sebagai mitra yang lebih andal daripada Amerika Serikat dan landasan stabilitas di dunia yang sedang bergejolak.

Namun, Uni Eropa telah menegaskan bahwa mereka akan menghadapi perpecahan yang mendalam terkait perdagangan, kekhawatiran bahwa barang-barang murah bersubsidi Tiongkok dapat membanjiri pasar Eropa, dan dukungan diam-diam Beijing terhadap perang Rusia melawan Ukraina.

Meskipun secara nominal dimaksudkan untuk merayakan 50 tahun hubungan diplomatik, daftar panjang keluhan tersebut telah membuka jalan bagi pertemuan puncak yang kontroversial.

"Semakin parah dan kompleks situasi internasional, semakin penting bagi Tiongkok dan Uni Eropa untuk memperkuat komunikasi, meningkatkan rasa saling percaya, dan memperdalam kerja sama," ujar Xi, saat menyambut Ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Ketua Dewan Eropa Antonio Costa.

Setibanya di Beijing pada hari Kamis, von der Leyen mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa kunjungan tersebut menawarkan "kesempatan untuk memajukan dan menyeimbangkan kembali hubungan kita".

"Saya yakin akan ada kerja sama yang saling menguntungkan," ujarnya.

Brussels telah mengakui bahwa pembicaraan hari Kamis antara para petingginya dan Presiden Tiongkok Xi serta Perdana Menteri Li Qiang kemungkinan akan berlangsung tegang.

"Kami tahu bahwa kami tidak sependapat dengan Tiongkok dalam banyak isu," ujar seorang pejabat senior Uni Eropa kepada AFP pekan lalu.

"Namun, kami yakin bahwa penting untuk mengadakan pembicaraan yang sangat langsung, terbuka, dan konstruktif seperti ini di tingkat tertinggi."

Agenda utama Uni Eropa adalah defisit perdagangan yang sangat besar dengan Tiongkok, yang mencapai sekitar US$360 miliar tahun lalu, dan yang digambarkan von der Leyen sebagai "tidak berkelanjutan".

Beijing telah menepis kekhawatiran tersebut, bersikeras bahwa Brussels harus "menyeimbangkan kembali mentalitasnya", bukan hubungan ekonominya dengan Tiongkok. (end/AFP)



Kembali ke Blog