16734036
IQPlus, (17/6) - Bank of Japan (BOJ) akan mempertimbangkan pengurangan pembelian obligasi secara perlahan tahun depan berdasarkan rencana pengetatan kuantitatif (QT) yang akan dirilis pada hari Selasa, karena bank tersebut berfokus untuk menghindari gangguan pasar yang besar di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Pertimbangan tersebut muncul karena BOJ menghadapi tantangan baru dalam menghentikan ekonomi dari stimulus selama satu dekade yang telah membuat suku bunga tetap sangat rendah dan membuatnya memiliki neraca yang kira-kira sebesar ekonomi Jepang.
Pada saat yang sama, gubernur BOJ Kazuo Ueda kemungkinan akan memberi sinyal kesiapan bank dalam melanjutkan kenaikan suku bunga, karena mempertimbangkan risiko dari tarif AS terhadap inflasi pangan domestik yang terus-menerus.
"Meskipun perkembangan kebijakan perdagangan sejak awal musim semi berdampak lebih besar pada ekonomi Jepang daripada yang kami perkirakan, kemajuan dalam mencapai target harga kami terus meningkat," kata Ueda dalam pidatonya menjelang 3 Juni, menekankan bahwa ekonomi dapat bertahan dari hantaman tarif AS yang lebih tinggi.
Pada pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada hari Selasa, BOJ secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga jangka pendek pada 0,5 persen.
Pasar berfokus pada tinjauan dewan terhadap rencana pengurangan obligasi yang ada hingga akhir Maret tahun fiskal saat ini, dan pengumuman program baru yang akan diperpanjang hingga tahun fiskal 2026.
Sumber-sumber mengatakan kepada Reuters bahwa BOJ tidak akan membuat perubahan besar pada rencana QT saat ini dan mempertimbangkan untuk memperlambat laju pengurangan mulai tahun fiskal berikutnya.
Itu akan menandakan preferensi untuk menghindari mengganggu pasar setelah lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah superpanjang bulan lalu.
Dalam pertemuan dengan pelaku pasar obligasi, BOJ telah menerima sejumlah besar permintaan untuk memangkas ukuran pengurangan triwulanan menjadi sekitar 200 miliar yen yang menurut beberapa pembuat kebijakan sebagai angka perkiraan yang wajar, menurut sumber-sumber tersebut. (end/Reuters)