16656535
IQPlus, (16/6) - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan sinergi kebijakan fiskal dan moneter akan menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah belum pastinya perang dagang global dan meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Melalui kebijakan moneter, Ia mengatakan Bank Indonesia (BI) dapat terus melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dan menjaga stabilitas cadangan devisa, sebagai upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Melalui kebijakan fiskal, pemerintah bisa terus memberikan insentif dan program perlindungan sosial (perlinsos), yang merupakan kunci untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik, kata Josua saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Senin.
"Pemerintah diharapkan mengoptimalkan koordinasi dengan BI untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan memitigasi risiko eksternal yang bisa berdampak negatif terhadap stabilitas makroekonomi nasional," ujar Josua.
Melalui kebijakan moneternya, Ia menjelaskan bank sentral memiliki peran strategis untuk menopang pertumbuhan di tengah prospek perlambatan ekonomi di tingkat global.
Ia mengatakan, bank sentral bisa memberikan stimulus melalui penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran moneter.
Namun demikian, menurutnya, efektivitas kebijakan moneter akan sangat tergantung terhadap respons kebijakan fiskal pemerintah dan dinamika geopolitik yang ada.
Apabila ketidakpastian geopolitik dan perang tarif terus berlanjut, maka efektivitas kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan bisa menjadi terbatas.
"Dalam situasi ini, koordinasi kebijakan fiskal dari pemerintah akan semakin penting sebagai pelengkap stimulus moneter," ujar Josua. (end/ant)