29156519
IQPlus, (19/10) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan bahwa serapan tenaga kerja di wilayah Jakarta Selatan relatif kecil karena didominasi oleh sektor jasa.
"Sektor jasa ini tidak cukup besar menyerap tenaga kerja, berbeda dengan manufaktur yang justru punya daya serap yang lebih besar," kata Andry Satrio di Jakarta, Kamis.
Sektor jasa meliputi beragam aktivitas ekonomi yang tidak melibatkan produksi barang fisik. Di antaranya pelayanan kesehatan, pendidikan, perbankan dan keuangan, transportasi serta logistik hingga teknologi informasi dan komunikasi.
Andry mengatakan, kecilnya penyerapan tenaga kerja di Jakarta Selatan karena sektor jasa memiliki kebutuhan keahlian dan ketrampilan yang lebih spesifik.
"Jakarta Selatan perekonomiannya digerakkan oleh sektor jasa maka dari itu dibutuhkan keahlian tenaga kerja yang juga tinggi. Permasalahannya adalah pasar tenaga kerja tidak besar untuk menyediakan tenaga kerja dengan keahlian yang spesifik," katanya.
Salah satu alasannya karena tingkat pendidikan yang masih rendah dan juga tingkat keterampilan yang tentunya juga harus memiliki kemampuan yang tinggi.
Dia mengatakan bursa kerja yang diselenggarakan di Jakarta Selatan tidak akan berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja.
Karakteristik orang yang bekerja di Jakarta Selatan, kata dia, merupakan orang yang berdomisili di kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Bodetabek). Bahkan dari luar penyangga.
Selain itu, Jakarta Selatan yang ekonominya bukan besar dari sektor manufaktur menjadi faktor terbesar tidak bisa menyerap tenaga kerja besar seperti pada wilayah lainnya yang sektor perekonomian utamanya manufaktur.
"Jumlah tenaga kerja di Jakarta Selatan tidak bisa dibandingkan dengan wilayah yang memiliki sektor perekonomian terbesar dari manufaktur, sebab sektor manufaktur pasti memiliki penyerapan tenaga kerja yang cukup besar," ujarnya. (end/ant)