25527162
IQPlus, (12/9) - PT Krom Bank Indonesia Tbk (Krom Bank) menyebutkan adanya penurunan kelas menengah tidak akan mempengaruhi rencana perseroan untuk meluncurkan layanan kredit atau personal loan.
Namun, Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan mengatakan bahwa perseroan tetap akan berhati-hati serta memonitor lebih ketat operasional perbankan di tengah penurunan kelas tersebut.
"Jadi, ada sedikit kekhawatiran. Misalnya, mendengarkan bahwa ekonomi kelas menengah (menurun) dan sebagainya. Tapi, itu tidak membuat kami jadi, misalnya kalau gitu personal loan-nya nanti kita undur saja, lihat tahun depan lagi dan sebagainya. Tidak seperti itu. Kita akan lebih hati-hati. Kita akan lebih monitor," kata Anton di Jakarta, Rabu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024 memperlihatkan turunnya jumlah penduduk kelas menengah. Data pada 2019 memperlihatkan jumlah 57,33 juta orang yang kemudian turun menjadi 53,83 juta orang pada 2021.
BPS kembali mencatat penurunan jumlah penduduk kelas menengah pada 2022 menjadi 49,51 juta orang dan 48,27 juta orang pada 2023 yang kembali turun pada tahun ini menjadi 47,85 juta orang.
Di saat bersamaan, jumlah penduduk yang masuk dalam kategori menuju kelas menengah (aspiring middle class) dari 128,85 juta orang naik menjadi 137,50 juta orang pada 2024. Selain itu, masyarakat rentan miskin tercatat juga bertambah dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang menjadi 67,69 juta orang.
Anton menyebut adanya fenomena penurunan kelas menengah yang ramai dibicarakan tidak terlalu mempengaruhi kinerja Krom Bank dikarenakan perusahaan yang menyasar segmen kalangan gen Z dan milenial tanpa mengacu pada kelas tertentu. (end/ant)