19091259
IQPlus, (8/8) - Cuaca buruk di seluruh pemasok beras utama di Asia, termasuk pengekspor terbesar India, mengancam akan mengurangi produksi bahan pangan pokok terpenting dunia itu. Bahkan, kondisi tersebut bisa memicu inflasi pangan yang sudah mendekati rekor tertinggi.
Beras telah melawan tren kenaikan harga pangan di tengah panen raya dan persediaan besar di eksportir selama dua tahun terakhir, bahkan ketika covid-19, gangguan pasokan, dan baru-baru ini konflik Rusia-Ukraina membuat biji-bijian lain lebih mahal.
Tetapi, para pedagang dan analis mengatakan, cuaca buruk di negara-negara pengekspor di Asia, yang menyumbang sekitar 90 persen dari produksi beras dunia, kemungkinan mengubah lintasan harga.
"Ada potensi kenaikan harga beras dengan kemungkinan penurunan produksi di negara-negara pengekspor utama,. kata Ekonom Agribisnis National Australia Bank Phin Ziebell, dilansir dari The Business Times, Senin, 8 Agustus 2022.
"Kenaikan harga beras akan menambah tantangan besar bagi keterjangkauan pangan di beberapa negara berkembang," tambah Ziebell.
Hujan merata di India, gelombang panas di Tiongkok, banjir di Bangladesh, dan penurunan kualitas di Vietnam dapat membatasi hasil panen. "Beras tetap dapat diakses bahkan ketika harga pangan secara keseluruhan mencapai level rekor awal tahun ini," kata Ekonom Organisasi Pangan dan Pertanian PBB Shirley Mustafa.
"Kami sekarang menyaksikan kemunduran terkait cuaca di beberapa negara penghasil beras utama, termasuk India, Tiongkok, dan Bangladesh, yang dapat menghasilkan produksi yang lebih rendah jika kondisinya tidak membaik dalam beberapa minggu ke depan," pungkas Mustafa. (end/ba)