PERTAGAS MULAI KEMBANGKAN BISNIS PRODUK PETROKIMIA DAN ENERGI BERSIH

  • Info Pasar & Berita
  • 23 Feb 2024

05352591

IQPlus, (23/2) - PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina mulai mengembangkan potensi bisnis baru produk petrokimia dan energi bersih, setelah 17 tahun berkiprah di sektor midstream dan hilir migas.

Tidak hanya itu, Pertagas juga berkomitmen untuk ikut berperan dalam menyukseskan target Net Zero Emission (NZE), kata Sekretaris Perusahaan Pertagas Muhammad Baron di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan sebagai perusahaan infrastruktur dalam bidang transisi energi, Pertagas berencana mengembangkan potensi bisnis baru melalui pengembangan produk petrokimia dan bidang clean energy.

"Hal ini dalam rangka ikut serta berperan menyukseskan Net Zero Emission, yakni di antaranya pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioetanol, hidrogen, ammonia, carbon pipeline dan CCUS," ujar Baron dalam peringatan HUT ke-17 Pertagas.

PT Pertamina Gas didirikan pada 23 Februari 2007 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan adanya peningkatan kebutuhan komoditas gas di Indonesia sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar minyak yang ramah lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah pengusahaan gas.

Pertamina Gas secara berkelanjutan mengembangkan bisnisnya dengan pengembangan ruas pipa transmisi gas dan minyak bumi, dan proyek-proyek fasilitas energi lainnya di seluruh Indonesia demi menjamin kebutuhan pasokan energi domestik.

Baron mengungkapkan selain segmen bisnis transportasi gas dan minyak, niaga gas, pemrosesan dan regasifikasi gas, Pertagas juga akan mengembangkan bisnis lain, seperti pembangunan infrastruktur pipanisasi energi, pengembangan infrastruktur gasifikasi kelistrikan, pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioetanol.

Kemudian, pembangunan infrastruktur untuk gray/ green/blue hydrogen dan green/blue ammonia, hingga infrastruktur pendukung carbon capture utilization & storage (CCUS) gas yang memiliki peranan penting dalam transisi energi, mempertimbangkan jumlah emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding sumber energi lain, seperti minyak dan batu bara. Hal ini menjadi positif bagi Pertagas mengingat Indonesia masih memiliki cadangan gas yang cukup besar.

"Namun demikian, Pertagas juga telah memiliki rencana jangka panjang dalam pengembangan bisnis clean energy," imbuhnya. (end)

Kembali ke Blog