16841420
IQPlus, (18/6) - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) saat ini diperkirakan sedang berada dalam fase uptrend jangka pendek.
Sementara itu, untuk produksi minyak kelapa sawit diperkirakan akan meningkat hingga September setelah tumbuh selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Mei, didukung oleh cuaca yang menguntungkan dan upaya penanaman kembali yang terus berlangsung. Namun, tekanan ke bawah sebagian teratasi oleh tanda-tanda permintaan ekspor yang kuat.
Head of Research MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, dengan berada di dalam fase uptrend, kenaikan harga CPO akan memberikan efek positif ke beberapa emiten sawit, salah satunya PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA).
Menurut pria yang akrab disapa Didit ini menegaskan, investor dapat Buy if Break dengan support di level 171, dan resistancenya ada di level 190. Sedangkan, targetnya ada di level rentang 200 hingga 212 per saham.
"Saat ini untuk emiten-emiten CPO kami perkirakan dapat untuk investasi dalam jangka pendek terlebih dahulu, karena melihat pergerakannya dalam beberapa waktu belakangan ini cenderung konsolidasi," kata Herditya, Selasa (17/6/2025).
Selain itu, Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengungkapkan, jika dilihat secara overall kinerja keuangan JAWA di sepanjang Q1 2025 membukukan hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya dimana mampu mencatatkan keuntungan Rp21,6 miliar dibandingkan Q1-24 yang tercatat rugi.
Kondisi ini memperlihatkan adanya kenaikan penjualan dari komoditas utama perseroan, yaitu minyak sawit.
"Imbas dari peningkatan Harga di sepanjang 2024 yang berlanjut ke Q1-25 serta peningkatan volume jual tampaknya turut berimbas positif pada kinerja JAWA. Ke depannya, tentu diharapkan Harga dari CPO dapat terjaga dengan baik sehingga dapat berimbas positif pada kinerja JAWA," tambah Reza.
Ia menambahkan, untuk sektor CPO ini sendiri memang pergerakan kinerja dari para emitennya tergantung dari fluktuasi dan permintaan akan CPO di pasaran. Tentunya ini dapat mempengaruhi pergerakan Harga saham dari para emiten CPO yang juga akan fluktuatif dengan adanya perubahan Harga dan sentiment di industry CPO.
"Selain Harga, sentiment tambahan semisal dari kebijaan pemerintah kita terhadap pengembangan bio diesel hingga sentiment luar baik itu dari imbas pergerakan Harga komoditas maupun sentiment demand CPO seperti adanya entry barrier terhadap produk CPO di sejumlah negara turut mempengaruhi Harga CPO itu dan bisa jadi juga akan mempengaruhi pergerakan saham-saham CPO," tegasnya.
Reza melanjutkan, untuk investasi jangka panjang, nah ini yang perlu dilihat outlook dari CPO itu sendiri. Jika dilihat dari sisi kebutuhan maka harusnya produk CPO ini kan olahannya banyak ya bisa ke industry ritel, consumer, maupun kosmetik dan lainnya.
"Akan tetapi, pergerakan Harga komoditas CPO juga berfluktuatif mengikuti sentiment yang ada yang mana ini juga akan mempengaruhi pergerakan Harga saham-saham komoditas. Ini yang perlu kita sesuaikan Ketika berinvestasi di saham-saham CPO sehingga sifatnya situasional," tutup Reza. (end)