16335600
IQPlus, (13/6) - PT Pertamina (Persero) berhasil mencatatkan capaian positif sepanjang tahun 2024, baik dari sisi keuangan maupun operasional.
Laporan tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 yang berlangsung pada Kamis, 12 Juni 2025 di Grha Pertamina, Jakarta.
Di sektor keuangan, Pertamina melaporkan pendapatan mencapai USD75,33 miliar atau senilai Rp1.194 triliun.
Selain itu, EBITDA yang dibukukan mencapai USD10,79 miliar setara Rp171,04 triliun, serta laba bersih senilai USD3,13 miliar atau setara dengan Rp49,54 triliun.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengungkapkan bahwa perusahaan menunjukkan performa yang kuat di berbagai segmen bisnis.
Produksi migas telah mencapai 1 juta barrel setara minyak, menjadikan Pertamina sebagai penyumbang 69 persen minyak nasional dan 37 persen gas nasional.
Dalam sektor pengilangan, Pertamina juga menjadi penopang utama kebutuhan BBM nasional.
"Di tahun 2024 produksi migas terjaga solid di angka 1 juta barrel setara minyak. Selain itu, produksi BBM Kilang Pertamina berhasil memenuhi 70 persen kebutuhan BBM nasional, bahkan kebutuhan avtur dan diesel 100 persen dipenuhi dari kilang domestik,. ujar Fadjar.
Fadjar juga menjelaskan bahwa sebagai perusahaan milik negara, Pertamina terus memperkuat infrastruktur penyaluran energi.
Hingga kini, terdapat lebih dari 15.000 Titik Retail BBM, 260.000 Titik Pangkalan LPG, 6.700 gerai Pertashop dan 573 lokasi BBM Satu Harga yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pertamina juga mengoperasikan 288 kapal dan lebih dari 33.000 Km pipa transmisi serta distribusi gas dengan sekitar 820 ribu sambungan jargas.
Dalam pengembangan energi baru dan terbarukan, Pertamina tampil sebagai pemimpin dalam bisnis rendah karbon. Perusahaan ini mengelola 13 wilayah kerja geothermal, PLTGU dan PLTS dengan kapasitas total sebesar 2.502,12 Megawatt.
Pertamina juga memproduksi berbagai bahan bakar rendah emisi seperti biofuel B35, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Pertamax Green 95, serta proyek Used Cooking Oil (UCO) untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF).
"Atas kinerja positif tersebut Pertamina mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan yang telah menjadi pelanggan setia dan pendukung perusahaan. Pertamina terus berkomitmen sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh Indonesia," ucap Fadjar.
Tak hanya itu, kontribusi Pertamina terhadap penerimaan negara juga meningkat signifikan. Sepanjang tahun 2024, total kontribusi dari sektor pajak, PNBP dan dividen mencapai Rp401,73 triliun.
"Pada tahun 2024, total penyerapan produk dalam negeri (PDN) senilai Rp415 triliun yang memberikan multiplier effect penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Rp702 Triliun yang berkontribusi terhadap peningkatan GDP tahun 2024," tandas Fadjar.
Dalam kesempatan yang sama, RUPS juga menetapkan perubahan pada jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina.
Perubahan ini mencakup pengangkatan Oki Muraza sebagai Wakil Direktur Utama, Jaffee Arizon Suardin sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur, Agung Wicaksono sebagai Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis, serta Andy Arvianto sebagai Direktur SDM.
Sementara itu, M. Erry Sugiharto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM kini mengemban posisi baru sebagai Direktur Penunjang Bisnis.
Direktur Utama: Simon Aloysius Mantiri
Wakil Direktur Utama: Oki Muraza
Direktur Manajemen Risiko: Ahmad Siddik Badruddin
Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha: A. Salyadi Dariah Saputra
Direktur Logistik dan Infrastruktur: Jaffee Arizon Suardin
Direktur Keuangan: Emma Sri Martini
Direktur Penunjang Bisnis: M. Erry Sugiharto
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis: Agung Wicaksono
Direktur Sumber Daya Manusia: Andy Arvianto
Sedangkan jajaran Dewan Komisaris terdiri atas:
Komisaris Utama & Independen: Mochammad Iriawan
Wakil Komisaris Utama: Todotua Pasaribu
Komisaris Independen: Condro Kirono
Komisaris Independen: Raden Ajeng Sondaryani
Komisaris Independen: Nanik S. Deyang
Komisaris: Bambang Suswantono
Komisaris: Heru Pambudi
(end)