01435075

IQPlus, (15/1) - ELON Musk digugat pada hari Selasa oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS, yang menuduh orang terkaya di dunia itu menunggu terlalu lama untuk mengungkapkan pada tahun 2022 bahwa ia telah mengumpulkan saham besar di Twitter, perusahaan media sosial yang kemudian ia beli.

Dalam pengaduan yang diajukan di pengadilan federal Washington, D.C., SEC mengatakan Musk melanggar hukum sekuritas federal dengan menunggu 11 hari terlalu lama untuk mengungkapkan pembelian awalnya sebesar 5 persen dari saham biasa Twitter.

Aturan SEC mengharuskan investor untuk mengungkapkan dalam waktu 10 hari kalender, atau paling lambat 24 Maret 2022 dalam kasus Musk, ketika mereka melewati ambang batas kepemilikan 5 persen.

SEC mengatakan bahwa dengan mengorbankan investor yang tidak menaruh curiga, Musk malah membeli lebih dari US$500 juta saham Twitter dengan harga yang sangat rendah sebelum akhirnya mengungkapkan pembeliannya pada tanggal 4 April 2022, saat ia memiliki 9,2 persen saham.

Harga saham Twitter naik lebih dari 27 persen setelah pengungkapan tersebut, kata SEC.

Gugatan hari Selasa tersebut berupaya memaksa Musk untuk membayar denda perdata dan mengembalikan keuntungan yang tidak seharusnya ia dapatkan.

Musk akhirnya membeli Twitter seharga US$44 miliar pada Oktober 2022, dan mengganti namanya menjadi X.

Alex Spiro, pengacara Musk, dalam email menyebut gugatan SEC sebagai puncak dari "kampanye pelecehan selama bertahun-tahun" yang dilakukan regulator terhadap kliennya.

"Tindakan hari ini merupakan pengakuan SEC bahwa mereka tidak dapat mengajukan kasus yang sebenarnya," katanya. "Tuan Musk tidak melakukan kesalahan apa pun dan semua orang melihat penipuan ini sebagaimana adanya."

Spiro menambahkan bahwa gugatan tersebut hanya membahas "dugaan kegagalan administratif dalam mengajukan satu formulir--suatu pelanggaran yang, meskipun terbukti, tetap membawa hukuman nominal." (end/Reuters)