12657411
IQPlus, (7/5) - PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) mengumumkan hasil keuangan konsolidasian untuk kuartal pertama tahun 2025, menegaskan fokus strategis Perseroan pada bisnis utama di bidang properti dan konstruksi di tengah tantangan pada sektor perhotelan.
Dalam siaran pers (7/5) disebutkan SSIA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1.068,2 miliar pada kuartal pertama 2025 (1Q25), mengalami penurunan tipis sebesar 2,1% dibandingkan Rp1.091,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya (1Q24).
Segmen properti mencatat pertumbuhan dengan kenaikan pendapatan sebesar 2,6% menjadi Rp163,8 miliar. Segmen konstruksi menunjukkan kinerja kuat dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 24,5% menjadi Rp887,6 miliar. Sementara pendapatan dari segmen perhotelan tercatat sebesar Rp99,6 miliar, turun 57,3% secara tahunan. Hal ini disebabkan oleh adanya penutupan sementara Hotel Melia Bali untuk renovasi yang dimulai pada Oktober 2024.
Sementara itu Laba kotor pada 1Q25 turun 35,0% secara tahunan menjadi Rp199,5 miliar, dibandingkan Rp307,0 miliar pada 1Q24.
SSIA mencatat EBITDA sebesar Rp36,3 miliar pada 1Q25, turun dari Rp147,1 miliar pada 1Q24. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan kinerja pada segmen perhotelan akibat aktivitas renovasi yang sedang berlangsung. EBITDA segmen ini turun sebesar Rp90,0 miliar secara tahunan.
Perseroan membukukan rugi bersih konsolidasian sebesar Rp21,7 miliar pada 1Q25, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp14,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun segmen perhotelan mengalami penurunan sementara akibat renovasi yang telah direncanakan, SSIA memandang hal ini sebagai investasi strategis untuk meningkatkan portofolio hotel dan meraih nilai tambah yang lebih tinggi dalam jangka menengah.
Posisi likuiditas SSIA tetap kuat dengan kas sebesar Rp2.196,0 miliar, serta pengelolaan keuangan yang hati-hati dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 12,6% yang terus menopang stabilitas dan potensi pertumbuhan Perseroan.
Kinerja Perseroan pada 1Q25 menegaskan pendekatan disiplin dalam alokasi modal serta kesiapan untuk menangkap peluang pertumbuhan yang sejalan dengan kepentingan investor.
Properti
Segmen properti SSIA, mencakup pendapatan dari kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan properti residensial, membukukan pendapatan sebesar Rp163,8 miliar pada 1Q25, naik 2,6% dari Rp159,7 miliar pada 1Q24.
PT Suryacipta Swadaya (SCS), unit bisnis utama Perseroan, melaporkan pendapatan sebesar Rp162,3 miliar pada 1Q25, meningkat 10,5% dari Rp146,8 miliar pada 1Q24. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kenaikan 16,6% pada pembukuan penjualan lahan (Rp78,9 miliar di 1Q25 vs Rp67,6 miliar di 1Q24).
Pada 1Q25, SCS mencatat penjualan penjualan lahan inventaris seluas 4,0 hektare di Suryacipta Karawang, senilai Rp88,0 miliar, naik 31,4% dibandingkan 1Q24 yang menjual 3,0 hektare senilai Rp57,1 miliar.
Per 1Q25, SCS memiliki backlog penjualan lahan sebesar Rp325,4 miliar, setara dengan 24,2 hektare lahan.
Konstruksi
PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), anak usaha konstruksi SSIA, melaporkan pendapatan konsolidasian sebesar Rp889,5 miliar pada 1Q25, meningkat 24,4% secara tahunan dari Rp715,0 miliar. Laba bersih naik 46,1% menjadi Rp42,0 miliar dari Rp28,8 miliar pada 1Q24.
NRCA memperoleh kontrak baru senilai Rp687,8 miliar pada 1Q25, turun 49,1% dari Rp1.351,1 miliar pada 1Q24.
Proyek utama yang diperoleh pada 1Q25 meliputi Pabrik Baru AHM di Deltamas Cikarang Bekasi, pekerjaan infrastruktur di Subang Smartpolitan, pekerjaan struktur untuk Grand Lucky Pekanbaru, Gedung Parkir & Campus Plaza E di Gunadarma Depok, serta Holiday Inn Express di Bandung. (end)