Astra International

  • Riset
  • 11 Agt 2023
Hadi Soegiarto

ADD (tidak ada perubahan)  Harga Terakhir: Rp6.750. Target Harga: Rp7,925

Highlights

  • Pemerintah Indonesia meningkatkan insentif bagi produsen EV yang berkomitmen untuk membangun pabrik di Indonesia, (langkah yang serupa yang dilakukan oleh Thailand) dimana Pemerintah menawarkan pembebasan pajak impor kendaraan listrik (hingga 50% tergantung pada negara asal) dan diskon PPN 10%, meskipun Pemerintah tidak memberikan subsidi (Thailand memberikan subsidi sebesar US$2,000-4,270 per kendaraan listrik). Jika BYD berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia, BYD dapat masuk ke Indonesia dan menjual mobil listrik dengan harga yang kompetitif pada tahun 2023.
  • Namun, menurut kami kemungkinannya rendah bagi BYD untuk membangun pabrik di Indonesia di tahun ini, mengingat BYD sudah membangun pabrik di Thailand (dijadwalkan selesai di tahun 2024). Selain itu, dengan mempertimbangkan kurangnya infrastruktur EV dan keberhasilan brand-brand mobil baru di Indonesia, BYD kemungkinan akan memasuki pasar Indonesia dengan mengimpor mobil dari Thailand terlebih dahulu di 2024F.
  • Setelah anak perusahaannya yaitu UNTR melaporkan kinerja keuangan di 1H23 yang positif, kami menaikkan proyeksi UNTR dan menyesuaikannya ke dalam proyeksi ASII kami, meskipun kami merevisi turun produksi CPO dari AALI setelah melaporkan kinerja keuangan di 2Q23.
  • Kami mempertahankan rating Add dan target harga (TP) karena kami menyesuaikan valuasi SOP dari 11.5x menjadi 11.2x untuk memperhitungkan kompetisi EV dalam dua tahun ke depan. ASII diperdagangkan di 9.1x P/E FY23F, di bawah rata-rata 5 tahun sebesar 11.5x 12M forward P/E. Pengulangan kebijakan pembagian dividend pay-out ratio yang tinggi seperti di FY22 sebesar 89% dapat menjadi katalis potensialRisiko: meningkatnya kompetisi automotif di segmen 4W, dimana biasanya memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan ASII dan risiko harga komoditas yang terkait dengan anak perusahaanya yakni UNTR.
Kembali ke Blog