Pakuwon Jati (PWON) mengumumkan kinerja 1H25. Pendapatan PWON pada 1H25 adalah Rp3,4 triliun (+3% YOY), secara umum sejalan dengan 44%/45% dari proyeksi kami/ konsensus Bloomberg FY25F (rata-rata 3 tahun untuk semester pertama: 47% dari setahun penuh). Pendapatan PWON pada 2Q25 adalah Rp1,8 triliun (+17% QOQ, +5% YOY), didorong oleh lebih banyaknya serah terima dari segmen pengembang properti dan peningkatan pendapatan berulang (recurring).
Pada 2Q25, PWON membukukan penjualan sebesar Rp446 miliar (+91% QOQ, -7% YOY) dari serah terima properti, dengan total Rp679 miliar (-16% YOY) pada 1H25.
Pendapatan recurring berkontribusi 75% terhadap pendapatan di 2Q25, mencapai Rp1,4 triliun (+4% QOQ, +10% YOY). Peningkatan pendapatan recurring ini disebabkan oleh: 1) sewa ruang yang mencapai Rp571 miliar (+5% QOQ, +16% YOY), 2) pemeliharaan sebesar Rp256 miliar (+1% QOQ, +10% YOY), dan 3) pendapatan utilitas sebesar Rp134 miliar (+9% QOQ, +17% YOY). Pendapatan hotel juga menunjukkan pemulihan sebesar 3% QOQ menjadi Rp295 triliun. Pada 1H25, pendapatan recurring mencapai Rp2,7 triliun (+10% YOY), yang menyumbang 80% dari total pendapatan.
Laba kotor 1H25 mencapai Rp1,9 triliun (+2% YOY), setara dengan margin laba kotor (GPM) 55.7% (-1.0% poin YOY). GPM pendapatan non-recurring/recurring menurun, masing-masing sebesar -2.9%/-0.2% poin YOY.
GPM pendapatan recurring 2Q25 tumbuh menjadi 56%, dari 54.5% di 1Q25. GPM keseluruhan di 2Q25 adalah 56.2% (+1.1% QOQ, -1.3% YOY).
GPM bisnis perhotelan membaik menjadi 43.2% (+0.5% poin YOY) di 1H25, kemungkinan karena tingkat hunian yang lebih tinggi.
Laba Bersih Inti (core NPAT) 1H25 sebesar Rp1,1 triliun (-3% YOY) berada di bawah ekspektasi, yaitu 42%/43% dari proyeksi konsensus Bloomberg untuk FY25F kami (rata-rata 3Y-1H: 50% dari FY) terutama disebabkan oleh serah terima segmen pengembang properti yang lebih rendah dari perkiraan pada 1H25 yang menyebabkan penurunan margin laba kotor (GPM). NPAT inti pada 2Q25 mencapai Rp578 miliar (+16% QOQ, -9% YOY).
PWON juga mencatat peningkatan beban A&P dan penyelenggaraan acara pada 1H25, masing-masing sebesar Rp35 miliar (+53% YOY) dan Rp34 miliar (+26% YOY).
Kami mempertahankan estimasi pendapatan dan laba bersih (NPAT) FY25F, tetapi akan memantau secara ketat jadwal serah terima segmen pengembang properti 2H25F. Kami tetap merekomendasikan PWON karena kami memperkirakan EPS-nya akan berlipat ganda pada FY29F (CAGR EPS 15% selama FY24-29F), setelah delapan pengembangan yang direncanakan selesai. Saham diperdagangkan pada P/E 7.6x FY26F. TP berbasis DCF kami tetap di Rp475 (WACC: 10.7%, LTG: 3.5%), yang menyiratkan P/E FY25F 8.8x yang wajar. Re-rating catalysts: tingkat penyerapan yang lebih tinggi dari perkiraan dan prapenjualan keseluruhan yang lebih tinggi dari perkiraan. Downside risks: penundaan proyek, tingkat penyerapan yang lebih rendah dari perkiraan, serta penurunan tingkat hunian hotel, mal, dan perkantoran.