Astra International

  • Riset
  • 14 Nov 2023
Handy Noverdanius
Utami Ratnasari
Owen Tjandra

Highlights

  • Kami percaya bahwa BEV (dengan pangsa pasar 1.3% dari penjualan mobil di Indonesia pada 9M23) tidak akan menjadi ancaman bagi ASII dalam 2-3 tahun ke depan, dimana kami melihat transisi ke mobil hybrid 4W lebih memungkinkan dibandingkan dengan BEV, karena: 1) preferensi konsumen terhadap mobil hybrid yang lebih terjangkau, dan jumlah stasiun pengisian BEV yang sedikit; 2) harga jual kembali (resale value) BEV yang lebih rendah (di AS, harga jual kembali BEV turun 42% selama tiga tahun vs. 25% untuk mobil non-EV); 3) perusahaan multifinance yang skeptis untuk membiayai pembelian BEV, seperti yang ditunjukkan oleh pengecekan kami, sementara Gaikindo menyatakan bahwa ~80% dari pembelian mobil di Indonesia dilakukan dengan cara pembiayaan kredit.
  • Kami memangkas proyeksi penjualan mobil (4W) ASII di FY23F/24F sebesar 8% menjadi 563 /576 ribu unit karena 1) kurangnya model baru yang diluncurkan oleh para produsen mobil di 4Q23 hingga saat ini, 2) Hasil pengecekan kami ke dealer menunjukkan bahwa persediaan key model saat ini sudah langsung tersedia dan terdapat kenaikan diskon pada bulan Oktober di berbagai merek untuk mendorong pembelian, 3) Beberapa perusahaan financing memperketat kriteria underwriting untuk mobil low-cost green car (LCGC) karena kekhawatiran terhadap kemampuan konsumen dalam pembayaran pinjaman. Kami percaya bahwa kunci pertumbuhan penjualan ASII di FY24F tergantung pada peluncuran model baru.
  • Meskipun kompetisi yang lebih ketat di pasar, ASII memegang 55.7% pangsa pasar di segmen 4W wholesales di 10M23 (tertinggi dalam enam tahun terakhir). Kami memperkirakan pangsa pasar 4W ASII di FY23F akan mencapai 56% dan di FY25F normalisasi menjadi 54% karena penurunan model-model baru. Namun, kami percaya ASII dapat mempertahankan pangsa pasar karena pemain baru perlu membangun ekosistem untuk mendapatkan pangsa pasar, sementara ASII telah memiliki jaringan diler yang kuat dan akses pembiayaan (finacing) yang baik selama beberapa dekade terakhir.
  • Melalui laporan ini menandai transfer coverage saham ASII dari Hadi Soegiarto ke Handy Noverdanius. Kami menurunkan target harga (TP) dari Rp7,925 menjadi Rp6,600 (karena prospek otomotif yang lebih lemah), tetapi kami mempertahankan rekomendasi Add karena valuasi ASII saat ini tidak terlalu mahal, imbal hasil dividend yang menarik, dan posisi yang dominan di pasar mobil Indonesia. Katalis re-rating: penjualan dan margin otomotif yang lebih kuat. Risiko: kompetisi yang lebih ketat, kondisi makro dan margin yang lebih lemah.
Kembali ke Blog