Pada Oktober 2023 BTPS mencatatkan laba bersih bulanan terendah sejak Agustus 2020 sebesar Rp56 M (-32% MoM) karena biaya provisi (CoC Oktober : 20%, 10M23 CoC: 14%). Memburuknya kualitas asset disebabkan oleh penurunan tingkat pelunasan pada Oktober 2023 yaitu sebesar 92.7% (vs 92.9% pada September 2023), khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. BTPS menyatakan bahwa subsidi El Nino dari pemerintah (Rp400 ribu, sekitar 10% dari rata-rata pendapatan nasabah) belum diterima oleh nasabah BTPS.
BTPS memproyeksikan CoC untuk FY23 sebesar 16% (~Setara dengan biaya provisi Rp1.8 T, 10M23: Rp1.4 T),dimana menurut pandangan kami mengindikasikan memburuknya prospek di 4Q23F. Pada Oktober 2023 Kredit yang di restrukturisasi mencapai Rp766 miliar (6.5% dari total kredit) dan diproyeksikan mencapai Rp700 miliar pada akhir Desember 2023, yang kemudian akan di write-off pada tahun berikutnya. BTPS menyatakan bahwa kredit yang direstrukturisasi akibat Covid-19 (10M23: ~Rp475 M) akan memiliki coverage hingga 100% pada akhir Desember 2023. Untuk kredit non-Covid19 yang di restrukturisasi, manajemen tidak memberikan gambaran tetapi menyatakan bahwa tingkat kerugian secara historis mencapai 40%, sehingga coverage sekitar 50- 60% diperkirakan cukup.
Pada Oktober 2023 Turnover karyawan meningkat menjadi 67% (dibandingkan dengan 65% pada September 2023), dan berdampak pada tingkat kehadiran dan penagihan bulanan yang lebih rendah pada Oktober 2023. Peningkatan turnover karyawan disebabkan oleh naiknya penagihan secara door-to-door yang dipicu oleh tingkat kehadiran yang rendah. Untuk mengatasi hal ini, BTPS berencana membangun centre of excellence untuk meningkatkan pemahaman karyawan baru terhadap proses bisnis dan membantu mengurangi turnover karyawan.
BTPS menyatakan bahwa tingkat pelunasan pada awal November 2023 lebih baik dari Oktober 2023; namun, kami meyakini adanya risiko terhadap proyeksi CoC kami sebelumnya. Oleh karena itu kami menaikkan proyeksi CoC FY23/24/25F seiring lemahnya prospek tingkat pembayaran dan memburuknya kinerja operasional. Kami mengapresiasi strategi BTPS untuk meningkatkan kualitas asset dengan mendirikan centre of excellence, meskipun dalam hasilnya akan membutuhkan waktu. Menurut pandangan kami BTPS dapat diuntungkan oleh lebih banyaknya penyaluran subsidi dari pemerintah ke segmen masyarakat pendapatan rendah, tetapi perbaikan operasional adalah kuncinya. Downside risk: pembentukan NPL baru yang lebih tinggi dan pertumbuhan kredit yang lebih lambat. Upside Risk: perbaikan berkelanjutan pada tingkat kehadiran dan tingkat pelunasan.