CIPUTRA DEVELOPMENT

  • Riset
  • 15 Jul 2025

Prapenjualan di 1H25 Sejalan dengan Estimasi

Highlights

  • CTRA mengumumkan prapenjualan semester pertama 2025. Prapenjualan semester pertama 2025 berada di angka Rp5,7 triliun (-6% YOY), sekitar 52% dari perkiraan kami dan target perseroan (rata-rata 3 tahun terakhir: 52%).

  • Prapenjualan yang memenuhi syarat insentif PPN ditanggung pemerintah (pembebasan PPN 100% untuk rumah dengan harga hingga Rp2 miliar dari Jan-Jun 2025) berkontribusi 36% terhadap prapenjualan semester pertama 2025, sebesar Rp1,9 triliun.

  • Separuh dari total prapenjualan 1H25 berada di wilayah Jabodetabek (+13% YOY), sementara Surabaya berkontribusi 23% (+8% YOY). Kami melihat penurunan prapenjualan yang tajam sebesar 62% YOY di wilayah Sumatra, kemungkinan karena basis yang tinggi karena banyaknya proyek residensial, seperti Citraland Sampali, yang diluncurkan di wilayah ini pada 1H24.

  • Perumahan tapak tetap menjadi kontributor utama prapenjualan, yaitu 96% dari total prapenjualan 1H25.

  • Rumah dengan harga masing-masing Rp2 miliar-Rp5 miliar dan Rp1 miliar-Rp2 miliar terus mendorong prapenjualan, berkontribusi 45% dan 28% terhadap total prapenjualan 1H25.

  • Prapenjualan 2Q25 mencapai Rp2.6 triliun (-18% QOQ, -7% YOY).

  • CTRA membukukan prapenjualan Rp1,4 triliun di 2Q25 dari peluncuran baru, yaitu dari proyek CitraLand Surabaya, CitraGarden City Jakarta, CitraGarden Bintaro, dan CitraGarden Serpong, dengan take up rate yang solid sebesar 65% untuk total unit gabungan sebanyak 922 unit per 30 Juni 2025. 

  • Pada 3Q25, CTRA berencana meluncurkan proyek-proyek baru di wilayah Jabodetabek (Sentul, Cibubur, Tangerang, dan Jakarta), yang diperkirakan akan menghasilkan prapenjualan sebesar Rp461 miliar.

  • Kami menegaskan kembali rating Add kami dan mempertahankan TP kami sebesar Rp1,180 berdasarkan 8.5x EPS FY27F (-1 s.d. dari rata-rata FY22-25F). CTRA adalah pilihan utama sektor kami. Saat ini diperdagangkan pada rolling P/E 12 7.0x (-1.3 s.d. dari average 3 tahun) dengan CAGR EPS FY24-27F 9%.

  • Downside risks: 1) prapenjualan yang lebih rendah dari perkiraan; 2) depresiasi rupiah terhadap dolar AS lebih lanjut dan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah, yang dapat menyebabkan arus modal keluar dari pasar saham Indonesia; dan 3) penundaan proyek karena permintaan yang lemah.

  • Re-rating catalysts meliputi 1) prapenjualan yang lebih tinggi dari perkiraan yang berasal dari lebih banyaknya proyek dari tanah yang belum dibangun dan proyek yang dipercepat, dan 2) apresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Kembali ke Blog