Overweight (tidak ada perubahan)
Indocement [ADD, Target Harga (TP) Rp12,400] - Kami memperkirakan EBITDA margin dari Indocement (INTP) dapat pulih di 2023F didorong oleh : 1) ASP yang lebih tinggi, 2) alokasi DMO yang lebih baik, dan 3) perjanjian sewa terbaru dengan Semen Bosowa.
Semen Indonesia [ADD, Target Harga (TP) Rp8,400] - SMGR merupakan perusahaan semen terbesar di Indonesia pada 2022, dalam hal pangsa pasar (market share), dan merupakan saham pilihan kami di sektor semen. Kami percaya kemampuan SMGR dalam mempertahankan EBITDA margin, dan menurunkan tingkat utang, dimana hal ini belum sepenuhnya diperhitungkan oleh market.
Highlights
- Kesimpulan dari analyst meeting terhadap kinerja di 2Q23:
- INTP memperkirakan volume domestik 2H23F dapat membaik (1H23: +7.2% yoy) dan guidance pertumbuhan volume domestik terbaru sebesar 2% yoy (vs. estimasi sebelumnya: 2-4%). Perseroan juga yakin volume ekspor yang kuat di 1H23 (+81% yoy, estimasi FY23 kami: +8% yoy) dapat terus berlanjut di 2H23. Manajemen mengatakan INTP telah mengamankan lebih dari 70% dari kebutuhan batu bara di 2H23 di bawah alokasi domestic market obligation (DMO). Dengan demikian, INTP percaya bahwa coal coast di 2H23F akan berada pada level yang sama dengan 2Q23 (Rp273 ribu/t, -13% yoy). INTP memperkirakan EBITDA margin FY23F dapat mencapai di atas 21% (FY22: 18.6%; FY23F kami: 24.5%). Kami memperkirakan harga rata-rata (ASP) domestik INTP di 2Q23 tumbuh 0.9% qoq dan 11% yoy.
- SMGR optimis bahwa volume domestik dapat membaik di 2H23F, didorong oleh permintaan semen curah (bulk) di-luar Jawa (1H23: +10.7% yoy). Manajemen saat ini memperkirakan volume domestik FY23F dapat tumbuh sebesar 1-2% yoy (vs. estimasi sebelumnya: 2-4% yoy, vs. FY23F kami: 3%). Menurut kami SMGR dapat memperoleh market share yang lebih tinggi di pasar semen bulk Indonesia di 2H23F. SMGR mengatakan bahwa coal cost di 2Q23 (~25% dari COGS 1H23) meningkat 7% yoy (vs. +32% yoy di 2Q22). Manajemen memperkirakan coal cost/tonne dapat turun ~13% di 2H23, karena telah mendapatkan harga batu bara yang lebih rendah dan mengurangi biaya transportasi. SMGR mempertahankan guidance EBITDA margin di FY23 sebesar 21-22% (vs. estimasi kami sebesar 21%). SMGR memperkirakan blended ASP domestik di FY23F dapat tumbuh sebesar 3% - 4% (vs. estimasi FY23F kami: +1%).
- Kami mempertahankan rating Overweight, karena kami memperkirakan ekspansi margin dan pertumbuhan laba (earnings) di FY23F yang solid. Menurut kami, investor saat ini akan berfokus pada momentum volume; oleh karena itu, SMGR menjadi saham pilihan (top pick) kami. Menurut kami sektor cement memiliki valuasi yang menarik di 6.4x 12M forward EV/EBITDA (1.2 standar deviasi di bawah rata-rata 5 tahun)
- Risiko: 1) permintaan yang lebih rendah; 2) perubahan peraturan DMO; dan 3) implementasi pajak karbon dan peraturan "over dimension overload" (ODOL).
- Katalis re-rating potensial: berlanjutnya pelemahan harga batu bara dan meningkatnya volume penjualan.