ISAT resmi menyelesaikan akuisisi pelanggan (subscriber) MNC Play dengan menandatangani kesepakataan senilai Rp877 miliar dengan MNC Vision Network pada tanggal 15 Nov-23. Meskipun demikian, ISAT tidak akan mengakuisisi aset fiber optik milik MNC Play, aset fiber optic tersebut akan dibeli oleh Asianet senilai Rp2.4 triliun. Setelah akuisisi selesai, ISAT akan memiliki c.4% pangsa pasar fixed broadband di Indonesia. Berdasarkan analyst meeting 3Q23, ISAT menargetkan untuk menguasai pangsa pasar fixed broadband di 2026-27F sebesar dua digit.
Berdasarkan valuasi EV/pelanggan, menurut kami transaksi ini cukup wajar di Rp2.8 juta, dimana sebagai perbandingannya transaksi Telkomsel-IndiHome di 2Q23 bernilai Rp6.3 juta EV/pelanggan, menurut kami saldo kas ISAT di 3Q23 sebesar Rp6.8 triliun lebih dari cukup untuk mendanai transaksi tersebut.
Kami memperkirakan marjin EBITDA MNC Play sebesar 35-40% (dibandingkan dengan marjin EBITDA ISAT di 2023F sebesar 46.3%). Sehingga kami memperkirakan pendapatan/EBITDA ISAT di 2024F akan meningkat kurang dari 1.5%, dimana menurut pandangan kami, respon terhadap kesepakatan tersebut tidak akan terlalu berdampak signifikan ke respon investor.
Kami meningkatkan rekomendasi dari Hold menjadi Add karena menurut kami investor yang meragukan (underestimate) potensi pertumbuhan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) ISAT di 1H24F, dimana kami mempertahankan proyeksi kami dan target harga (TP) di Rp10,500 . Risiko: belanja modal yang lebih tinggi dari lelang spektrum 5G, dan penghematan biaya yang lebih rendah dari merger Indosat-Hutchinson. Katalis re-rating: arus kas yang lebih kuat dari ekspektasi karena konsumsi data yang lebih tinggi dan biaya sewa yang lebih rendah dari ekspektasi.