Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan KLBF pada 2Q25 tetap solid, sekitar 10% YOY, terutama didorong oleh segmen farmasi. Berdasarkan diskusi kami dengan berbagai pelaku di sektor kesehatan, volume pasien yang ditangani melalui program BPJS Kesehatan pemerintah tetap kuat pada 2Q25, yang kami anggap sebagai indikasi pendapatan farmasi yang solid. Selain itu, ekspansi SKU farmasi unbranded milik KLBF yang sebagian besar digunakan oleh rumah sakit untuk pasien BPJS serta meningkatnya jumlah fasilitas layanan kesehatan primer, diperkirakan akan mendorong pertumbuhan volume bagi KLBF di FY25. Sementara itu, kami memperkirakan pendapatan segmen consumer health KLBF akan tumbuh lebih kuat pada 2H25 seiring dengan mulai berpengaruhnya peluncuran produk-produk baru. Dalam tiga bulan terakhir, KLBF telah meluncurkan kampanye pemasaran baru dan mencatat peningkatan penjualan yang solid. Kami percaya bahwa segmen farmasi dan consumer health KLBF akan mampu mengimbangi pelemahan pada bisnis nutrisinya (terutama di segmen produk susu yang menghadapi persaingan semakin ketat).
Kami memperkirakan KLBF akan membukukan pertumbuhan EPS sebesar 10% pada FY25, yang akan didukung oleh penurunan harga minyak mentah (-7% dalam 6M25), yang merupakan bahan baku utama untuk produk farmasi dan diperkirakan menyumbang sekitar 20% dari total COGS. Dengan mempertimbangkan apresiasi nilai tukar US$/Rp sebesar 5% pada 2Q25 dan siklus persediaan perusahaan yang berlangsung selama dua kuartal, penurunan harga minyak dalam enam bulan terakhir diperkirakan dapat mengimbangi dampak negatif dari pelemahan rupiah terhadap US$ di 2H25. Hal ini juga mengindikasikan bahwa 2H25 berpotensi menjadi titik balik bagi GPM, sebelum membaik lebih lanjut di FY26, seiring dengan penguatan rupiah sebesar 4% sejak puncaknya pada April 2025. Proyeksi EPS kami untuk FY25–26 berada 3%–6% lebih tinggi dibanding konsensus Bloomberg.
Kami mempertahankan rekomendasi Add untuk KLBF, dengan proyeksi pertumbuhan EPS sebesar 10%/13% pada FY25F/FY26F, yang melampaui pertumbuhan emiten consumer staples domestik lainnya sebesar 4%/7%. Valuasi juga masih menarik, karena KLBF saat ini diperdagangkan pada P/E FY26F sebesar 18x, berada dalam kisaran -2 s.d. di bawah rata-rata 5 tahun. Target harga kami tetap di Rp1,650, berdasarkan P/E FY26F sebesar 19x (-1 s.d. dari rata-rata 5 tahun). Key potential re-rating catalyst: percepatan ekspansi produk spesialisasi farmasi. Downside risks: Apresiasi US$/Rp lebih lanjut yang dapat menekan GPM, dan Harga bahan baku yang lebih tinggi dari perkiraan.