MEDC mencatatkan laba bersih 2Q23 sebesar US$37 juta (-82% yoy, -54% qoq), sehingga laba bersih pada 1H23 mencapai US$119 juta (-56% yoy), kinerja ini di bawah ekspektasi kami dengan pencapaian hanya sebesar 40% dari proyeksi 2023F dan 39% dari konsensus Bloomberg. Menurut kami, laba bersih yang lebih rendah dari ekpektasi tersebut disebabkan oleh turunnya harga minyak mentah di 1H23, kerugian sebesar US$21 juta atas penyesuaian nilai wajar dari aset keuangan dan kontribusi keuntungan yang lebih rendah atas kepemilikan 21% saham di Amman Mineral International (AMMN.IJ; harga saat ini:Rp6,300). EBITDA di 2Q23 tercatat sebesar US$307 juta (-6% qoq, -34% yoy), sehingga EBITDA pada 1H23 mencapai US$634 juta (-21% yoy), pencapaian EBITDA tersebut sejalan dengan perkiraan kami (49% dari FY23F) dan sedikit di atas konsensus Bloomberg (53%).
MEDC membukukan kerugian entitas asosiasi dari AMMN sebesar US$16 juta di 2Q23 (1Q23: laba US$21.5 juta). AMMN membukukan penurunan penjualan tembaga yang signifikan (-54% qoq, -63% yoy) dan emas (-86% qoq, -88% yoy) pada 2Q23 karena adanya pembatasan ekspor tembaga dan emas serta cuaca buruk yang berdampak pada gangguan operasi penambangan. Kami mencatat bahwa masa berlaku izin ekspor AMMN telah habis pada Maret 2023 dan baru mendapatkan izin ekspor untuk satu tahun pada Juni 2023.
Sebagian besar pertanyaan dalam analyst call MEDC di 2Q23 adalah seputar rencana untuk mengakuisisi 20% kepemilikan non-operasional pada aset produksi di Timur Tengah. MEDC berharap kesepakatan dapat tercapai pada akhir tahun ini; namun tidak menyebut nama aset tersebut. Aset ini sebagian besar menghasilkan minyak mentah, dan aksi akuisisi ini dapat mengubah komposisi gas dan minyak MEDC menjadi 70:30 (1H23: 80:20) serta memiliki cash cost di bawah kisaran dari portofolio yang ada. Sementara nilai transaksi yang ditargetkan dalam aksi akuisisi ini disebut akan bersifat material (>20% ekuitas) namun tidak memerlukan persetujuan dari pemegang saham minoritas (<50% ekuitas). Kami belum memasukkan aksi akuisisi ini ke dalam perhitungan kami. MEDC juga memperkirakan akan menyelesaikan penjualan hak kepemilikannya (31,9%) di sumur Chim Sao (Vietnam) pada 4Q23.
Kami menaikkan proyeksi untuk harga minyak mentah Brent di 2023-25F menjadi US$80-85/barel (dari US$75-80/barel) dan menurunkan proyeksi kontribusi laba dari AMMN di 2023F menjadi US$65 juta (sebelumnya US$112 juta). Dengan demikian, kami menaikkan proyeksi EPS di 2023-25F sebesar 4- 1%. Kami tetap mempertahankan rating Add dan menaikkan target harga (TP) menjadi Rp1,650 dari sebelumnya Rp1,300, yang mencerminkan nilai oil & gas asset MEDC sebesar 2.7x FY24F EV/EBITDA, power asset sebesar 1x FY24F P/BV, dan AMMN sebesar 1.75x FY24F P/BV (sesuai dengan valuasi AMMN saat IPO, valuasi kami sebelumnya: 1.25x). Risiko: pendapatan yang lebih rendah akibat penurunan harga komoditas.