Medco Energi Internasional

  • Riset
  • 02 Nov 2023
Bob Setiadi
Genie Purnamasari

Highlights

  • Laba bersih MEDC di 3Q23 naik 229% qoq, tetapi secara yoy turun 6% menjadi US$123 juta di 3Q23, sehingga laba bersih di 9M23 menjadi US$242 juta (-40% yoy), menurut kami masih sesuai dengan proyeksi kami (78% dari FY23F) dan konsensus Bloomberg (79% dari FY23F). EBITDA di 3Q23 sebesar US$307 juta (flat qoq, -28% yoy), sehingga EBITDA di 9M23 sebesar US$940 juta, sesuai dengan konsensus Bloomberg (76% dari FY23F), namun sedikit di bawah proyeksi kami (71% dari FY23F).
  • Sisi positif dan negatif dari AMMN. Pada 3Q23 MEDC membukukan keuntungan one-off dari dilusi saham pada saat IPO AMMN sebesar US$74 juta. Penjualan tembaga (3Q23: 99mlbs 1H23: 76mlbs) dan emas (3Q23: 114koz 1H23: 119koz) AMMN meningkat di 3Q23 seriring diperolehnya perpanjangan ijin ekspor pada Juni 2023, tetapi di 3Q23 MEDC membukukan kerugian dari AMMN sebesar US$20 juta yang berasal dari transaksi one off yaitu pembayaran pajak IUPK.
  • Produksi hulu untuk total lifting minyak mentah dan gas di 3Q23 tetap stabil sebesar 159 mboepd (vs. 2Q23: 160 mboepd). Harga jual rata-rata (ASP) minyak mentah di 3Q23 meningkat menjadi US$80.5/bbl (vs. 2Q23: US$73.3/bbl) vs. rata-rata harga minyak Brent di 3Q23 sebesar US$86.8/bbl. MEDC mengatakan adanya ketertinggalan sekitar 3 bulan pada harga jual di beberapa blok produksi.
  • Kami mempertahankan rekomendasi Add dan target harga (TP) di Rp1,650, karena menurut kami MEDC akan menjadi proksi utama terkait prospek kenaikan harga minyak serta potensi kenaikan kinerja dari rencana akuisisi di Timur Tengah. Risiko: pendapatan yang lebih rendah karena penurunan harga komoditas dan perubahan kontrak yang tidak menguntungkan di Blok Corridor. Katalis re-rating: keberhasilan akuisisi aset hulu dan cash cost yang lebih baik untuk operasi penambangannya.
Kembali ke Blog