Sebelum Koleksi Saham, Yuk Kenali Ragam Risiko Pasar Dalam Berinvestasi

  • Artikel Edukasi
  • 04 Sep 2023

Sembari mengevaluasi perjalanan dalam berinvestasi, tentunya selalu ada hal baru yang bisa dibahas untuk kita sama-sama terus belajar. Walaupun teman-teman sudah ada yang melek finansial dengan rutin berinvestasi saham dengan menjadi investor di pasar modal, pastinya kita bisa selalu menemukan hal baru untuk dipelajari. Dalam hal berinvestasi saham, meskipun kita sudah melakukan analisis fundamental maupun teknikal dalam memilih saham, ada hal yang harus selalu diingat, yaitu setiap investasi selalu ada risiko, semakin tinggi hasil keuntungan dari investasi yang ingin didapatkan semakin tinggi pula risikonya (high risk high return). Oleh karena itu, sebelum mengoleksi saham-saham jagoan kita masing-masing, yuk kita mengenal bersama lebih dekat apa saja risiko pasar dalam berinvestasi saham berikut ini:

1. Risiko Harga Saham

Pergerakan harga saham yang fluktuatif tentunya dilatarbelakangi oleh banyak faktor, mulai dari faktor fundamental (proyeksi perseroan di masa depan), aksi korporasi, maupun kebijakan oleh regulator, atau pemerintah. Naik turunnya harga saham adalah hal yang lumrah, karena digerakan oleh penawaran dan permintaan. Namun, supaya bisa cuan optimal, tetap ada risiko fluktuasi harga saham yang perlu kalian waspadai ya.. Selain itu, jika terjadi penurunan yang signifikan karena ada perubahan ekspektasi bisnis yang negatif ke depan, kalian bisa lakukan cut loss untuk batasi risiko kerugian kalian ya!

2. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga ini bisa terjadi karena adanya perubahan kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Suku bunga mempunyai korelasi negatif ke pasar saham. Jika suku bunga naik atau relatif tinggi maka cenderung membuat investor lebih memilih menaruh uangnya di bank dibandingkan di pasar saham. Sebaliknya jika suku bunga rendah, akan mendorong investor mencari sumber cuan yang potensial dengan berinvestasi saham.

3. Risiko Inflasi

Tingkat inflasi menunjukkan daya beli konsumen. Jika inflasi naik dan suku bunga meningkat, maka harga saham cenderung melemah. Oleh karena itu, inflasi yang terlalu tinggi, akan menjadi sentimen negatif ke pasar saham.

4. Risiko Nilai Tukar

Perubahan nilai tukar rupiah yang terlalu fluktuatif terhadap mata uang asing dapat menimbulkan risiko bisnis perseroan. Terutama jika aktivitas bisnis dilakukan dengan negara-negara lain. Tingginya nilai kurs ini akan mempengaruhi cashflow perusahaan dalam mengelola posisi kas, tingkat utang, bahkan mempengaruhi perseoran dalam mencetak pundi-pundi laba.

5. Risiko Harga Komoditas

Komoditas memang cenderung sensitif terhadap perubahan harga atau bergerak secara cyclical, yang mengikuti tren pergerakan harga di pasar. Naik turunnya harga komoditas yang terlalu ekstrem dapat menimbulkan potensi penurunan nilai saham Perseroan jika harga komoditas ini sangat mempengaruhi COGS (cost of goods sold) atau kita bisa sebut harga pokok penjualan (HPP) dimana ini adalah biaya langsung yang timbul dari aktivitas produksi komoditas dari suatu Perseroan.

Risiko pasar merupakan risiko sistematik yang tidak dapat diminimalisir hanya melalui upaya diversifikasi portofolio saja. Namun, risiko ini bisa dikurangi dengan strategi menempatkan investasi secara jangka panjang, ini diharapkan dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi secara jangka pendek. Selain itu, dengan melakukan investasi yang tepat serta melakukan analisa baik  fundamental dan teknikal, kalian juga perlu kenali risiko pasar yang menyertainya. Selalu semangat untuk terus belajar dan rutin berinvestasi bersama CGS-CIMB Sekuritas Indonesia!

 

Kembali ke Blog