Telekomunikasi Indonesia

  • Riset
  • 28 Mar 2024
Bob Setiadi
Rut Yesika Simak

ighlights

  • TLKM mengadakan follow-up call pada 28 Maret 2024 untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para analis, setelah 4Q23 results call pada 26 Februari 2024. Panduan manajemen untuk grup TLKM di FY24F tetap sama: 1) pertumbuhan pendapatan: mid-single digit; 2) margin EBITDA: c.50-52%; 3) belanja modal: 22-24% dari pendapatan. Pada follow-up call tersebut, TLKM menguraikan tentang biaya, di mana mereka memperkirakan akan ada normalisasi sebesar 4% untuk biaya personil dan spektrum tetapi dengan biaya G&A yang lebih rendah. Meskipun manajemen mempertahankan target margin EBITDA sebesar 50-52%, hal ini belum memperhitungkan dampak dari lelang spektrum yang akan datang. Terkait dengan Telkomsel Lite, TLKM mengatakan bahwa bonus kuota pada kartu perdana dapat di-carry over. TLKM mengatakan Telkomsel Lite ditujukan untuk mempertahankan pangsa pasar Telkomsel (TSEL) yang dominan di atas 51%, dengan tetap mempertahankan harga sedikit di atas kompetitornya. Meskipun ada beberapa respon taktis dari para kompetitor setelah peluncuran Telkomsel Lite, TSEL tidak mengantisipasi reaksi yang signifikan karena para pesaingnya masih fokus pada pertumbuhan laba. TSEL menegaskan bahwa mereka memperkirakan ARPU akan stabil pada tahun 2024, dengan kemungkinan sedikit penurunan. Manajemen mengatakan hanya akan melakukan penyesuaian harga secara sedikit demi sedikit dan berniat untuk menjaga selisih harga 10-20% dengan kompetitor. TSEL percaya pertumbuhan pendapatan seluler pada 2024F akan didorong oleh peningkatan payload data dan penambahan pelanggan (800 ribu-1 juta).
  • Di analyst call sebelumnya pada 26 Februari 2024, TLKM mengaitkan penurunan ARPU 4Q23 dengan "upaya untuk meningkatkan produktivitas pelanggan dengan menghadirkan keterjangkauan melalui produk dengan ARPU yang lebih rendah". Namun, perusahaan berharap ARPU akan stabil di masa mendatang. Peningkatan biaya personalia di 4Q23 disebabkan oleh penyesuaian gaji pokok dan perubahan kebijakan pajak, sementara biaya G&A 4Q23 yang lebih tinggi disebabkan oleh adanya transaksi one-off yaitu biaya konsultan yang dikeluarkan untuk program transformasi. Diskusi pada analyst call sebelumnya seputar tentang Telkomsel Lite (diluncurkan pada akhir Februari 2024) yang menurut perusahaan akan digunakan untuk meningkatkan pangsa pasar di beberapa daerah tertentu. TLKM mengatakan bahwa penawaran Telkomsel Lite lebih diarahkan pada bonus kuota pada kartu perdana dan cocok untuk mass market dan segmen anak muda.
  • Target harga kami Rp4,700 berdasarkan pada DCF, dengan WACC 11.3% (Beta: 1x, Risk free rate: 6,5%, Terminal growth: 3%). Kami belum mengubah proyeksi kami di FY24F dan mempertimbangkan dampak dari Telkomsel Lite. Key downside risks: penurunan pangsa pasar seluler yang lebih dalam untuk TSEL, dan pertumbuhan pelanggan yang lebih lambat di IndiHome. Re-rating catalyst: IPO Sigma (bisnis pusat data TLKM), dan pembayaran dividen yang lebih tinggi dari perkiraan.
Kembali ke Blog