UNILEVER INDONESIA

  • Riset
  • 23 Jun 2025

Highlights

  • Dalam earnings call 1Q25 pada 24 April 2025, UNVR menyampaikan bahwa restrukturisasi operasional yang telah dimulai sejak 3Q24 sebagian besar telah selesai pada akhir kuartal 1 2025 (1Q25). Upaya restrukturisasi ini mencakup: Mengurangi inventory di distributor ke tingkat yang lebih sehat, Meminimalkan persaingan harga yang merugikan oleh beberapa wholesaler, Digitalisasi pemesanan pembelian oleh distributor dan penjual, serta pengurangan jumlah karyawan (headcount). Berdasarkan data jumlah karyawan yang dilaporkan dalam laporan keuangan UNVR, jumlah karyawan mereka turun 11% YOY pada 1Q25. UNVR mengindikasikan bahwa berbagai upaya ini kemungkinan berkontribusi sekitar 11%–12% pts terhadap pertumbuhan pendapatan dari 4Q24 ke 1Q25. Kami memperkirakan bahwa peningkatan pendapatan sekitar 11%–12% pts ini bersifat permanen dan telah kami masukkan ke dalam revisi proyeksi EPS kami.

  • Kami memproyeksikan pertumbuhan laba bersih tahunan (YOY) pada 3Q25F, sebagian karena basis yang rendah di 3Q24 akan terdampak oleh biaya restrukturisasi. Untuk FY26F, kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan UNVR YOY (tidak termasuk bisnis es krim yang akan dipisahkan) akan kembali ke level 5%, sejalan dengan proyeksi kami atas pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 5%, karena UNVR diperkirakan mulai menuai hasil dari upaya restrukturisasinya. Dalam jangka pendek, kami memperkirakan akan terjadi penurunan pendapatan dan EPS YOY pada 2Q25F. Pertumbuhan konsumsi Indonesia yang lemah masih terus berlanjut hingga tahun ini, dan bagi UNVR, dampak negatifnya dapat diperparah oleh meningkatnya aksi boikot terhadap produk-produknya jika konflik di Timur Tengah terus berlarut. Boikot ini sebelumnya telah menjadi faktor penghambat pendapatan UNVR pada tahun 2024.

  • Kami menaikkan proyeksi EPS inti FY25–27F sebesar 53%–110% untuk memperhitungkan restrukturisasi yang telah selesai serta rencana pemisahan (spin-off) bisnis es krim. Namun demikian, target harga berbasis DCF kami justru turun menjadi Rp1,170 (dengan asumsi WACC: 11%, dan LTG: 3%), yang mengimplikasikan P/E FY25F sebesar 11.9x. Asumsi WACC kami direvisi naik dari sebelumnya 7%, karena kami memperhitungkan beta yang lebih tinggi sebesar 1.0, yang telah menjadi karakteristik UNVR sejak 2022, seiring dengan melemahnya daya beli konsumen dan tingginya persaingan di segmen non-makanan. Kami juga telah memasukkan dampak spin-off bisnis es krim ke dalam proyeksi mulai FY26F. Dalam estimasi kami, hal ini dapat menghasilkan laba sebelum pajak non-inti sekitar Rp5 triliun dan pembayaran dividend yang sifatnya one-off sebesar Rp102/saham, yang mengindikasikan dividend yield sebesar 6%, dan akan mendorong total dividend yield FY25F UNVR menjadi 13%. Upside risks: pemulihan daya beli yang lebih cepat dari perkiraan, yang dapat mendorong percepatan strategi premiumisasi UNVR. Sementara itu, de-rating catalysts: penundaan spin-off bisnis es krim UNVR serta dampak stimulus konsumsi pemerintah seperti program makan bergizi gratis yang lebih kecil dari ekspektasi.

Kembali ke Blog