Indonesia Construction

  • Riset
  • 25 Apr 2022

Underweight (tidak ada perubahan)

Pembangunan Perumahan [REDUCE, Target Harga Rp900.0, Harga Terakhir Rp935.0] - Pembangunan Perumahan (PTPP) merupakan kontraktor BUMN terbesar ketiga di Indonesia, berdasarkan market cap. Menawarkan jasa konstruksi sipil dan bangunan, pengadaan dan konstruksi (EPC).

Waskita Karya [REDUCE, Target Harga Rp740.0, Harga Terakhir Rp530.0] - Waskita Karya (WSKT) merupakan salah satu kontraktor BUMN terbesar kedua di Indonesia, berdasarkan market cap. Bisnisnya menawarkan jasa konstruksi sipil dan EPC.

Wijaya Karya [REDUCE, Target Harga Rp730.0, Harga Terakhir Rp960.0] - Wijaya Karya (WIKA) merupakan kontraktor BUMN terbesar di Indonesia. Bisnis kontraktornya menawarkan jasa konstruksi sipil dan lEPC. Melalui anak perusahaannya, WIKA menjual beton precast dan mengembangkan

Highlights

  • Pada 1Q22, empat kontraktor BUMN mencatat total kontrak baru senilai Rp22.3 triliun (+99% yoy), di atas prediksi CGS-CIMB (23%) tapi in-line dari guidance perseroan (18%), rata-rata achievement 3M selama 3-tahun: 18%.
    • Kontrak utama yang diraih pada 1Q22 sebagian besar merupakan kontrak tertunda yang berasal dari tahun 2021. Oleh karena itu, kami maintain estimasi kontrak FY22F flat yoy di Rp98 triliun;
    • Kontrak baru 1Q22 yang diraih oleh ADHI in-line dengan estimasi CGS-CIMB dan guidance perseroan (Rp3.9 triliun, +30% yoy), PTPP di bawah prediksi CGS-CIMB dan guidance perseroan (Rp3.1 triliun, +24% yoy), WSKT di atas prediksi CGS-CIMB dan guidance perseroan (Rp5.7 triliun, +417% yoy), WIKA in-line dengan prediksi CGS-CIMB dan guidance perseroan (Rp9.6 triliun, +108% yoy).
  • Kami mempertahankan Underweight dan melihat ke risk-reward di sektor ini masih belum menarik, menurut kami supaya bisa kembali menarik lagi, ROE perlu kembali ke level double-digit karena risiko yang lebih tinggi vs. pembangunan infra pertama (tahun 2014-19).
    • Kami forecast negatif ROE (WSKT) hingga low single-digit untuk keempat kontraktor BUMN, dengan leverage yang tinggi dan risiko piutang yang meningkat;
    • Katalis re-rating ke sektor ini berasal dari pemesanan kontrak yang lebih baik dari prediksi, sedangkan katalis de-rating yakni pemesanan kontrak dan impairment expense yang lebih rendah dari prediksi.
Kembali ke Blog