Dalam non-deal roadshow (NDR), manajemen TOWR menyatakan kepuasannya terhadap progres pengembangan fiber seiring lonjakan konsumsi data seluler ditengah peralihan Indonesia ke 4G. TOWR yakin hasil investasi dari divisi fiber akan setara dengan investasi menara, dengan periode pengembalian modal sekitar 8 tahun. TOWR juga telah merealisasikan sinergi biaya antara bisnis fiber dan tower sehingga menghasilkan margin EBITDA TOWR sebesar 84,8% pada 1H23. TOWR menyebut sekitar 60% dari pesanan menara barunya telah meminta untuk difiberisasi dan juga menerima pesanan kabel fiber last mile untuk fixed broadband. Pendapatan fiber menyumbang 27% dari total pendapatan TOWR pada 2Q23, yang diharapkan dapat meningkatkan hingga lebih dari 30% dalam waktu 2-3 tahun dan 50% dalam jangka panjang.
Menurut kami, Investor masih mencerna dampak merger Indosat-Hutchison (ISAT.JK, Hold, TP: Rp10,500, CP: Rp9.900) terhadap pertumbuhan sewa menara dalam 3 tahun ke depan. Namun, manajemen TOWR yakin bahwa konsolidasi para pemain telekomunikasi akan menguntungkan perusahaan menara dalam jangka panjang dengan neraca yang lebih kuat sehingga menyebabkan para pemain telekomunikasi bersaing dalam peningkatan kualitas jaringan. TOWR juga mengatakan perpanjangan kontrak stabil pada Rp11 juta-12 juta/bulan seiring meningkatnya biaya utang.
Beberapa investor menyoroti utang bersih TOWR terhadap LQA EBITDA yang mencapai 4.3x pada 2Q23 cukup tinggi. Manajemen mengatakan akan menguranginya menjadi sekitar 3x, namun tidak mengungkapkan kapan dan menyebut tengah mengincar beberapa potensi akuisisi terutama di bisnis fiber. Sementara itu, tingkat bunga campuran TOWR turun dari puncaknya sebesar 6,5% pada Maret 2023 menjadi 6,3% pada Juni 2023 dan 6,1% pada September 2023. TOWR optimis dapat memperoleh tingkat bunga yang lebih menguntungkan karena perusahaan memiliki risiko investasi yang terbatas sejalan dengan bisnis model yang disesuaikan dengan kebutuhan klien (yaitu operator telekomunikasi) dengan peringkat utang yang baik.
Kami melihat investor masih meragukan potensi upside dari bisnis fiber TOWR. Adapun target harga TP untuk TOWR sebesar Rp1,475 berdasarkan perhitungan DCF (6.6% WACC, 0.75x beta, 3% terminal growth). Risiko: peluncuran fiber lebih rendah dari ekspektasi dan kenaikan biaya utang. Katalis re-rating: rasio tenan lebih tinggi dari ekspektasi dan penyelesaian konfigurasi jaringan untuk Indosat lebih cepat.