SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS

  • Riset
  • 12 Jun 2025

Highlights

  • Akuisisi rumah sakit akan meniadakan potensi kenaikan biaya sewa. Pada saat ini, pendapatan SILO yang terus tumbuh secara langsung berkorelasi positif dengan naiknya biaya sewa 14 rumah sakit yang dioperasikan oleh SILO dan dimiliki oleh First REIT (FIRT SP; NR, CP: S$0.27). SILO menyewa 14 rumah sakit dari FIRT, di mana tarif sewanya sebesar 8% dari pendapatan operasional bruto masing-masing rumah sakit pada tahun sebelumnya atau kenaikan tahunan tetap sebesar 4.5% yang secara nominal akan meningkat seiring dengan pertumbuhan pendapatan. Oleh karena itu, menurut kami, akan lebih baik jika SILO mengakuisisi aset tersebut secara internal untuk meningkatkan visibilitas pendapatannya. Berdasarkan disclosure perusahaan tertanggal 13 Januari 2025, SILO telah mengajukan preliminary non-binding letter kepada FIRT terkait rencana akuisisi rumah sakit tersebut.

  • Namun, nilai transaksi rumah sakit sebesar Rp9 triliun yang kami asumsikan sepenuhnya didanai melalui utang kemungkinan akan meningkatkan beban bunga dan pada awalnya akan melebihi penghematan biaya sewa dalam estimasi kami. SILO baru saja memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi hingga Rp14,5 triliun, di mana Rp9 triliun akan digunakan untuk mendanai transaksi tersebut. Beban bunga dari pinjaman sebesar Rp9 triliun dengan tingkat bunga JIBOR+1.45% diperkirakan mencapai Rp744 miliar. Sementara itu, berdasarkan laporan tahunan First REIT tahun 2024 dan preliminary disclosure dari Lippo Karawaci (LPKR IJ; NR, CP: Rp88), kami memperkirakan beban sewa SILO untuk tahun fiskal 2025 (FY25F) sebesar Rp436 miliar Ini berarti terdapat tambahan biaya sebesar Rp308 miliar untuk FY25F. Kami memperkirakan SILO akan mulai deleveraging pada FY26F seiring dengan pemulihan free cash flow-nya. Selain itu, kami menilai bahwa rencana ekspansi rumah sakit yang sedang berjalan dapat membantu pemulihan pertumbuhan EPS, hingga mencapai 24% pada FY27F.

  • Kami memangkas proyeksi EPS FY25–26F sebesar 31%–36% untuk mencerminkan akuisisi rumah sakit yang menurut pandangan kami diperkirakan akan selesai pada 3Q25. Setelah melakukan penyesuaian terhadap proyeksi, target harga (TP) kami disesuaikan menjadi Rp2,300, masih berdasarkan valuasi 27x FY26F P/E (+1 s.d. dari rata-rata 5 tahun terakhir). Proyeksi EPS kami 15%–25% lebih rendah dibandingkan estimasi konsensus Bloomberg, yang kami perkirakan belum memperhitungkan dampak dari akuisisi rumah sakit tersebut. Harga saham SILO telah turun sebanyak 30% YTD dan saat ini diperdagangkan pada 25x FY26F P/E, sejalan dengan peers-nya. Kami mempertahankan rekomendasi Hold karena kami percaya sebagian besar sentimen negatif sudah priced in saat ini, dan kami melihat adanya potensi perbaikan pertumbuhan EPS mulai FY26F. Upside risks mencakup volume pasien yang lebih tinggi dari perkiraan, yang dapat mempercepat proses deleveraging. Sementara itu, kebijakan co-payment 10% untuk asuransi menjadi downside risk utama, karena dapat menyebabkan penurunan volume pasien apabila benar-benar diterapkan. Sebagian besar rumah sakit yang kami hubungi masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan tersebut.

Kembali ke Blog